Abidzar Salah Tapi Bukan Penjahat, Apakah Layak Dicancel?

Abidzar yang tengah menjadi sorotan karena kontroversinya kini terancam diboikot dari dunia entertainment.

2/10/20251 min read

Abidzar (Tangkap layar youtube Folktive)
Abidzar (Tangkap layar youtube Folktive)

hikmahstory.id - Film A Business Proposal versi Indonesia kini menjadi sorotan publik setelah pernyataan kontroversial dari pemeran utamanya, Abidzar Al-Ghifari. Akibatnya, muncul gerakan boikot dan cancel culture yang berdampak besar pada performa film ini di bioskop. Namun, meskipun Abidzar dinilai bersalah, apakah pantas jika dia diperlakukan seperti seorang penjahat?

Gerakan boikot ini dipicu oleh beberapa pernyataan Abidzar yang dianggap meremehkan penggemar K-Drama dan tidak menghargai sumber asli film ini. Salah satu pernyataan yang menuai kritik adalah keputusannya tidak menonton versi asli drama Korea yang dibintangi Ahn Hyo Seop dan Kim Sejeong.

"Gue sempat menonton di episode satu. Cuma memutuskan untuk berhenti karena pada akhirnya ini adalah karakter yang akan gue buat sendiri bersama director," ujar Abidzar pada 13 Januari 2025.

Selain itu, ia juga menyinggung komunitas pencinta K-Drama dengan menyebut mereka sebagai "fans fanatik", yang dianggap sebagai komentar kurang sensitif terhadap basis penggemar utama film ini.

Falcon Pictures dan Abidzar Minta Maaf

Melihat reaksi negatif publik, rumah produksi Falcon Pictures segera merilis pernyataan resmi. Mereka menegaskan bahwa adaptasi ini dilakukan dengan penuh pertimbangan dan menghargai karya aslinya.

"Webtoon ini kami adaptasi karena kecintaan kami terhadap ceritanya, baik dalam versi webtoon maupun serial. Oleh karena itu, kami berhati-hati dalam prosesnya," tulis Falcon dalam surat terbuka.

Abidzar sendiri akhirnya menyampaikan permintaan maaf melalui akun Instagram pribadinya pada 3 Februari 2025. Namun, permintaan maaf ini belum cukup meredam kemarahan sebagian penggemar.

Apakah Abidzar Layak Dicancel?

Kesalahan Abidzar memang tidak bisa diabaikan. Sebagai aktor dalam proyek adaptasi, menghargai sumber asli dan penggemarnya adalah hal yang penting. Namun, apakah adil jika ia diperlakukan seperti seorang penjahat?

Cancel culture yang saat ini terjadi bukan hanya berdampak pada karier Abidzar, tetapi juga pada ratusan kru dan pemain lain yang telah bekerja keras dalam produksi film ini. Tindakan memboikot mungkin sah dilakukan sebagai bentuk protes, tetapi membully atau mencap seseorang seolah-olah ia melakukan kejahatan berat adalah tindakan yang berlebihan.

Mungkin lebih bijak jika kita belajar membedakan antara kritik yang membangun dan penghukuman sosial yang berlebihan. Abidzar memang salah, tetapi jangan sampai kita kehilangan batas dalam memperlakukannya.